Pada
artikel yang lalu kita telah belajar akan Pentingnya Niat Dalam Memulai Bisnis,
yang mana menjadi penting karena itulah pintu dalam memasuki dunia
entrepreneur. Nah sesuai janji saya minggu yang lalu, kali ini saya akan
menshare sosok seorang Abdurrahman bin ‘auf
sahabat Rosullullah SAW dan menjadi wajib bagi kita yang ingin benar-benar
terjun untuk menjadi entrepreneur sejati untuk meneladaninya.
Beliau
adalah sosok yang sangat bersegera dalam berinfak. Dilahirkan 10 tahun setelah
tahun Gajah. Pada masa jahiliyah memiliki nama Abu Amru. Setelah masuk Islam,
kemudian Rasulullah sholallahu alaihi wa salam menggantinya dengan Abdurrahman.
Lengkapnya ialah Abdurrahman bin Auf bin Abdi bin Al Harits bin Zuhrah bin
Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’aiy. Kuniyahnya ialah Abu Ahmad. Dia termasuk
Assabiqun Al Awwalun, dan tergolong diantara
sepuluh orang yang dijanjikan Rasulullah masuk surga.
Abdurrahmah
bin Auf masuk Islam atas ajakan Abu Bakar Ash Shiddiq, yaitu sebelum Rasulullah
tinggal di rumah Al Arqam. Sebagaimana kaum muslimin yang lainnya, ia juga
mendapatkan tekanan-tekanan dari kaum Quraisy, yang semakin lama semakin keras.
Ketika Allah mengijinkan Rasulullah untuk hijrah ke Madinah, ia termasuk orang
yang turut serta dalam rombongan tersebut. Di madinah beliau dipersaudarakan
oleh Rasulullah dengan sahabat Sa’ad bin Rabi’ Al Anshari.
Sa’ad
bin Rabi’ berkata kepada saudaranya, Abdurrahman, ”Wahai saudaraku, aku
memiliki dua kebun, pilihlah mana yang engkau suka, lalu ambillah.” Abdurrahman
menjawab, ”Semoga Allah memberikan berkah kepada harta dan keluargamu. Akan
tetapi, tunjukanlah kepadaku pasar.”
Dia
adalah sahabat yang pandai berdagang dan sangat ulet. Maka mulailah ia menjual
dan membeli. Selang beberapa saat ia sudah mengumpulkan keuntungan dari
perdagangannya.
Disamping
itu, ia juga sosok pejuang yang pemberani. Ia mengikuti peperangan-peperangan
bersama Rasulullah. Pada waktu perang Badr, ia berhasil membunuh salah satu
dari musuh-musuh Allah, yaitu Umair bin Utsman bin Ka’ab At Taimi.
Keberaniannya juga nampak tatkala perang Uhud, medan dimana banyak diantara
kaum muslimin yang lari, namun ia tetap ditempatnya dan terus berperang
Sehingga diriwayatkan, ia mengalami luka-luka sekitar dua puluh sekian luka. Akan tetapi perjuangannya di medan
perang masih lebih ringan, jika dibanding dengan perjuangannya dalam harta yang
dimilikinya.
Keuletannya
berdagang serta doa dari Rasulullah, menjadikan perdagangannya semakin
berhasil, sehingga ia termasuk salah seorang sahabat yang kaya raya. Kekayaan
yang dimilikinya, tidak menjadikannya lalai. Tidak menjadi penghalang untuk
menjadi dermawan.
Diantara
kedermawanannya, ialah tatkala Rasulullah ingin melaksanakan perang Tabuk.
Yaitu sebuah peperangan yang membutuhkan banyak perbekalan. Maka datanglah
Abdurrahman bin ‘Auf dengan membawa dua ratus ‘uqiyah emas,dan menginfakkannya
di jalan Allah. ( 1 uqiyah emas = 29,75 gram emas, 200 uqiyah = 5,95 Kg emas coba
hitung berapa yang beliau infaqkan.?? kita ambil saja rata-rata harga 1 gram
emas = Rp 500.000, jadi total yang beliau shodaqohkan lebih dari 2,9 M) Sehingga berkata Umar bin Khattab, ”Sesungguhnya
aku melihat, bahwa Abdurrahman adalah orang yang berdosa karena dia tidak
meninggalkan untuk keluarganya sesuatu apapun.” Maka bertanyalah Rasulullah
kepadanya, ”Wahai Abdurrahman, apa yang telah engkau tinggalkan untuk
keluargamu?” Dia menjawab, ”Wahai Rasulullah, aku telah meninggalkan untuk
mereka lebih banyak dan lebih baik dari yang telah aku infakkan.” ”Apa itu?”
tanya Rasulullah. Abdurrahman menjawab, ”Apa yang dijanjikan oleh Allah dan
RasulNya berupa rizki dan kebaikan serta pahala yang banyak.”
Suatu
ketika datanglah kafilah dagang Abdurrahman di kota Madinah, terdiri dari 700 onta yang membawa kebutuhan-kebutuhan.
Tatkala masuk ke kota Madinah, terdengarlah suara hiruk pikuk. Maka berkata
Ummul Mukminin, ”Suara apakah ini?” Maka dijawab, ”Telah datang kafilah
Abdurrahman bin ‘Auf.” Ummul Mukminin berkata, ”Sungguh aku mendengar
Rasulullah bersabda, ‘Aku melihat Abdurrahman masuk surga dengan keadaan
merangkak’**.”
Ketika mendengarkan berita tersebut, Abdurrahman mengatakan, ”Aku ingin masuk
surga dengan keadaan berdiri. Maka diinfakkanlah kafilah dagang tersebut.”
Beliau
juga terkenal senang berbuat baik kepada orang lain, terutama kepada Ummahatul
Mukminin. Setelah Rasulullah wafat, Abdurrahman bin Auf selalu berusaha untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Mneyertainya apabila mereka berhaji, yang
ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi Abdurrahman. Dia juga pernah
memberikan kepada mereka sebuah kebun yagn nilainya sebanyak empat 400.000
dinar.
Puncak
dari kebaikannya kepada orang lain, ialah ketika ia menjual tanah seharga 40.000 dinar, ( jika dikurs sekarang 1 Dinar senilai sekitar Rp. 2.260.000,- coba hitung berapa
yang beliau shodaqahkan, 40.000 x 2.260.000 = 90.400.000.000 (90,4 Milyar) yang kemudian dibagikannya kepada Bani
Zuhrah dan orang-orang fakir dari kalangan muhajirin dan Anshar.
Nah
itulah sosok Abdurrahman bin Auf, keteladannya sungguh luar biasa dan bagi
seorang entrepreneur sudah menjadi wajib untuk belajar dari sifat-sifat yang
dimiliki beliau. Ada sebuah ungkapan BERANI KAYA, BERANI TAQWA, semakin kaya seseorang, sudah
seharusnya semakin bertaqwa seseorang sebagai rasa syukur atas nikmat yang didapat
dari Allah SWT.
Jadilah seorang entrepreneur muslim yang tangguh, profesional, sukses
dalam bisnis dan komitment tinggi dengan syariah, membawa keberkahan dan
kemaslahatan umat dan ‘Izzatul Islam wa Muslimin.
Semoga bermanfaat. Salam sukses
Be entreprenenur